PURNAMA
REDUP
Karya: Fajar “Mana” Rahmatulloh
PELAKU:
Mistak
Juriyah
Adi
Kamsir
Nurdin
Diki
Kasim
Sarmi
Sariah.
PANGGUNG TERBAGI DUA,
RUANG TENGAH DAN DAPUR SEBUAH RUMAH NELAYAN,DI RUANG TAMU TERDAPAT MEJA DAN
BEBERAPA KURSI.DI DAPUR TERDAPAT BARANG BARANG YANG SELAYAKNYA DI DAPUR.
DI PAGI HARI,SEPASANG
SUAMI ISTRI BERNAMA MISTAK DAN JURIYAH SEDANG SARAPAN DI RUANG TAMU.
Juriyah: dapat banyak ikan malam tadi kak?
Mistak: tidak banyak, malah tidak ada, laut terkutuk
Juriyah: ada masalah kak?
Mistak: ya, semalam mendung, bulan tak Nampak, aku dan
kamsir lupa malam tadi purnama, air pasang, dan tiba tiba datang hujan semalam,
kamsir terpeleset saat menarik jaring bersama ku,dia tak apa apa, namun
jaringnya lepas karna aku menolong si kamsir, biarlah nanti siang aku kembali
kesana, siapa tau masih ada jaring nya.
Juriyah: kau juga sih kak
Mistak: apa??
Juriyah: tidak. hmm kak, hari ini mau ke pengepul?
Mistak: sudah ku bilang tak dapat ikan, mau apa yg kan ku
berikan kesana, mulut mu yang bawel itu??
Juriyah: lekas habiskan kak, aku akan pergi setengah jam
lagi.
Mistak: pergi kemana kau ju?
Juriyah: ke pengepul.
Mistak: hei kau serius akan memberikan mulutmu itu.
Juriyah: tidak kak, aku ingin menemui sarmi, aku sudah ada
janji dengan dia.
Mistak: lama kau di sana?
Juriyah: tak sampai matahari habis kak
Mistak: kalau begitu, kau ajaklah adi juga, lekas dzuhur
nanti aku akan ke laut, angin sedang tenang sekarang.
Mistak Juriyah: baiklah kak, dia sepertinya masih mandi di
luar, tapi ini sudah hampir setengah jam, knapa dia belum selesai juga.
Mistak: lihat lah dia ju, takut seperti kemarin.
Juriyah: baiklah kak
Juriyah keluar untuk
memeriksa adi di kamar mandi yang letaknya di luar rumah
mistak: anak ku itu, kapan dia akan bertingkah selayaknya
anak 17 tahun yang lain, teman seumuran nya sudah bisa kelaut, dia hanya di
tepinya saja bermain pasir bersama anak kecil. ah ini lagi juriyah, tak
menyediakan kopi, ah
Pergi ke dapur menyuduh kopi
Kamsir: asalamualaikum, mistak! Hoi kau ada dirumah tidak.
Mistak: masuk saja, aku sedang di dapur
Kamsir: aku duduk ya disini tak
Mistak: ouh kau sir, tunggulah disitu, aku sedang menyeduh
kopi, duduk dulu.
Kamsir: oke
Mistak: kau tak apa sir?
Kamsir: tak apa, tangan saja agak sakit terbentur mesin
Mistak: kau sih gegabah
Kamsir: lah kau juga knpa tak bilang kalo tadi malam
purnama, sudah begitu aku kan memperingati langit mendung, tapi kau bilang “tak
apa, kita akan selesai sebelum hujan turun” halah tai.
Mistak: ya mana aku tau, aku kira kau lihat tanggal. masalah
hujan, ya aku kira kita akan lebih cepat, karna awan masih agak tipis sebelum
kita berangkat, ah siapa sangka angin kencang dari barat datang.
Kamsir: hei mistak, kau bukan tuhan yang bisa memprediksi
semuanya
Mistak: ah kau ini, jangan salahkan tuhan pula
Kamsir: lah ini aku sedang menyalahkan mu mistak.
Mistak: ah masa bodoh ah
Kamsir: tak, kau tak menyuguhkan ku air atau kopi?
Mistak: hei kamsir, ambil lah sendiri, kau ini seperti orang
lain saja.
Kamsir: ah biar lah dulu. Eh dimana juriyah?
Mistak: sedang di kamar mandi umum, menjenguk anak ku adi
yang sedang mandi.
Kamsir: sebelum aku kesini, aku ke kamar mandi umum dulu,
tapi tak melihat adi.
Mistak: eh sir, kamar mandi itu ada tiga pintu,ya kau tak
akan masuk bersama anak ku dalam satu pintu, ya kau mana tau ada dia di pintu
lain.
Kamsir: tidak tak, ketika aku hendak masuk dan keluar, semua
pintu kosong.
Mistak: ah serius kau? Lalu dimana anak ku?
Kamsir: aku tak tau tak.
Mistak: aah dimana dia ya, kemarin dia mandi malah
terpeleset karna berlarian di depan pintu, ah knpa tuhan memberi cobaan seperti
ini.
Kamsir: hei tak, itu titipan tuhan, apapun keadaan dia ya
kau terima dengan ikhlas, pasti tuhan ada maksud lain mengapa anak mu itu
sepesial.
Mistak: betul juga sir, aku tak bisa menyalahkan tuhan, ini
semua memang salahku, harusnya dulu aku tak menggendong nya , aku tak pandai
menggendong, aku ceroboh sehingga dia jatuh dan kepala nya membentur batu.
Kamsir: syukuri saja sir, masih baik tuhan membiarkan anak
mu hidup.
Mistak: aku selalu mencoba itu sir. eh iya, si nurdin masih
sakit dia?
Kamsir: ntah lah aku belum menjenguknya, aku merasa tidak
enak menghilangkan jaringnya.
Mistak: kita ini ya, dua saudara yang sama sama ceroboh dan
tidak mampu, sudah minjam dihilangkan pula.
Kamsir: kau masih saja terus terusan mengeluh tak, sebaiknya
sebelum ke laut, kita kerumah dia dulu untuk menjenguk sembari memberi tau.
Mistak: ya memang seharusnya begitu, jika kita tak berhasil
menemukan jaringnya, kita harus patungan untuk menggantinya.
Kamsir: yaa bagaimana lagi, padahal aku sedang menabung
untuk membuat perahu baru.
Masuk diki dan
juriyah sambil menuntun adi yang habis tenggelam.
Mistak: hei ada apa ini? juriyah, mengapa adi bisa seperti
ini.
Diki: dia nyaris tenggelam dan terbawa arus saat berenang
bersama teman teman nya tak.
Mistak: astagfirulloh, yasudah dudukanlah dia dulu, juriyah
ambilkan minum untuk adi.
Kamsir: biar aku saja tak, ju duduk lah dulu tenangkan lah
dirimu.
Diki: oh iya tak, ju, aku masih ada urusan di luar, aku keluar
dulu ya, sepertinya adi tak apa apa, belum jauh dia terseret, beruntung teman
teman nya berteriak sehingga aku bisa mendengar.
Mistak: ouh baik lah, trimakasih ya.
Diki: aku pergi ya kamsir.
Kamsir: eh diki tunggu sebentar. Ini ju,berikan lah minum ke
adi.oh iya dik, kau mau lewat rumah nurdin kan?
Diki: iya.
Kamsir: aku ikut, aku mau kerumah dia.
Mistak: hei sir, kau tak mau bareng dengan ku saja?
Kamsir: aku sendiri saja tak, kau disini saja mengurus adi
dulu.
Mistak: yasudah.
Kamsir: kalo begitu aku dan diki keluar dulu, kau mistak
jangan terlalu keras pada adi, dan juga juriyah kau tenangkan lah dirimu dulu.
Juriyah: baik bang kamsir.
Kamsir: yasudah, asalamualaikum
Mistak dan juriyah
menjawab salam,diki dan kamsir pergi keluar
Mistak: aduuh adi, kau ko bisa bisanya ke tepi laut, kan ibu
mu suruh kau mandi di kamar mandi.
Adi: a a aku tadi mau mandi pa, tadi sindi dan rizki ngajak
aku main di sana, ya udah aku ikut, kan sama sama mandi pak.
Mistak : tapi kau tak apa apa kan adi?
Adi: adi gak papa ko pak, adi masih sehat tuh, tapi kenapa
malah ibu yang nangis tadi? Emang ibu tadi jatuh?
Juriyah: tidak di, ibu Cuma takut kamu knpa-napa
Mistak: kau sih ju, seharusnya kau awasi dia selalu.
Juriyah: eh kak, aku tadi menyiapkan sarapan mu ya, mengapa
kau salahkan aku?
Mistak: aah menyiapkan apa, kopi pun tak kau hidangkan.
Juriyah: ya aku tadi memasak nasi dulu, sebelum aku membuat
kopi, kau sudah keburu bangun, ya aku lansung membereskan dapur dan segera
menghidangkan makanan untukmu.
Mistak: ah kau ceroboh, kalo terjadi apa apa bagaimana? bisa
saja dia tenggelam lebih jauh.
Juriyah: hei kak, kau yang ceroboh, mana mungkin kau lupa
tadi malam bulan purnama, mana mungkin kau bisa pergi melaut sedangkan cuaca
sedang tidak bagus? kau yang selalu ceroboh, bahkan adi begini gara gara
perbuatan mu dulu kan?
Mistak: mengapa kau mengungkit itu pula??
Adi: ihh bapa ibu, jangan ribut terus dong, adi capek
dengernnya
juriyah: adi, kau masuk dulu ke kamar, nurut sama ibu nak, ntar
ibu menyusul, kau mau ikut tidak? ibu mau ke pengepul.
Adi: asiikk, adi mau ikut bu. seru disana banyak ikan ikan
Juriyah: kalo begitu, adi masuk dulu ya.ganti baju dan
celana,trus siap siap.
Adi: adi gak mandi dulu bu? adi belum mandi loooh
Juriyah: tidak perlu nak, keringkan badan mu pakai handuk
saja
Adi: oh iya bu, adi masuk dulu ya, mau siap siap, biar
ganteng hehe
Juriyah: iya adi.
Mistak: hei dengar ya ju, kita sudah berjanji untuk tak
membahas itu lagi, apalagi di depan adi!
Juriyah: kau yang mulai kak, kau menyalahkan aku ceroboh. lagian
dari awal aku tak setuju tinggal disini, di tepi laut seperti ini, tapi kau
memaksa untuk kita berada di sini, lihat lah kita sama sekali tidak sejahtera.
Mistak: hei ju! mengapa kau kesana pula??
Juriyah: mengapa?? Aku lebih baik tinggal bersama ayah ku di
persawahan, namun kau yg bersujud sujud kepada ayah agar mengizinkan ku tinggal
bersama mu disini, dan lihat lah sekarang, untuk biaya hidup saja kau tak mampu
memberikan.
Mistak: juriyah!! Kau berani menghinaku!!
Juriyah: menghina?? Aku hanya berbicara realita, kita memang
hidup susah disini, jangan kan kau memberi uang banyak, mengurus anak saja
tidak becus!
Mistak: tutup mulut mu juriah!!!
Tangan mistak
melambung keatas mengambil ancang ancang untuk menampar,ketika hendak
menampar,pintu rumah di ketuk seseorang.
Sarmi: Asalamualaikum,juriyah,kau ada di dalam?
Mistak bergegas pergi
ke dapur,dan sedikit menguping pembicaraan.
Juriyah: walaikum salam, tunggu sebentar, oh sarmi, masuk
lah.
Sarmi: kau lama sekali ju, aku dan pak kasim menunggu di
pengepul.
Juriyah: ah maaf mi, aku ada masalah tadi.
Sarmi: dan sekarang?
Juriyah: kita bisa berangkat sekarang, sebentar aku siap
siap dulu, kau mau ku buat kan minum mi?
Sarmi: ah tak usah.
Juriyah: kalo begitu tunggu sebentar ya disini
juriyah masuk ke
kamar ,mistak pun keluar dari dapur menuju ke ruang tamu.
Mistak: hendak kemana mi?
Sarmi: ah engkau mistak ,mengagetkan ku saja, aku pikir kau
tak ada di rumah, aku dan juriyah hendak ke pengepul.
Mistak: untuk apa?
Sarmi: juriyah ingin membantuku menimbang ikan, lumayan kan,
ada upahnya ko.
Mistak: tapi juriyah tidak memberitahuku
Sarmi: wah kalo itu saya tidak tau tak.
Juriyah: ayo mi, kita berangkat.
Sarmi: eh kau bawa adi?
Juriyah: iya mi, kalo ku tinggal disini takut tak ada yang
mengurus. tak apa kan?
Sarmi: hmm tak mengapa, ntar kita titipkan saja, ah maksud
ku biar dia main bersama anak ku disana.
Juriyah: kalo begitu ayo kita berangkat, kak aku berangkat
dulu.
Adi: bapa aku jalan jalan dulu ya,dadah.
Juriyah, adi dan
sarmi pun pergi keluar rumah
Mistak: aaah kacau sekali hari ini! mengapa aku selalu sial
begini tuhan. apa yang akan ku lakukan sekarang? kamsir pasti masih di rumah
nurdin, aku akan kesana saja, eh tak usah lah,nanti saja, ah sebaiknya aku
kekamar sajaa, ah ke dapur saja, aku ingin seduh kopi lagi, kopi ini sudah
dingin. Mengapa aku jadi tak enak perasaan ya, ah ini semua karna juriyah, tega
sekali dia mengucapkan itu semua, sial. Kembali ke ruang tamu dengan secangkir
kopi panas, duduk dan menikmati kopi sambil merenungkan apa yg sudah terjadi
hari ini.
Beberapa saat
kemudian pintu diketuk dari luar.
Kamsir: Asalamualaikum, mistak, ada di dalam kau?
Mistak: walaikumsalam ,masuk dulu sir.
Kamsir: iya tak, itulah tujuan ku.
Mistak: mau minum kau sir?
Kamsir: aih tumben kau tawarkan aku minum.
Mistak: tunggu sebentar, aku kedapur dulu mengambilnya untuk
mu. …
Ada apa sir? muka kau tak se optimis tadi.
Kamsir: si nurdin, dia bilang minta ganti rugi dari kita
Mistak: yaah bagaimana lagi, itu memang harus jadi tanggung
jawab kita.
Kamsir: dia hendak kesini nanti.
Mistak: knapa?
Kamsir: ntahlah tak. eh, dimana adi dan juriyah?
Mistak: mereka ke pengepul.
Kamsir: lah, kau dapat ikan dari mana?
Mistak: bukan, bukan untuk menjual ikan, tapi juriyah
bekerja sekarang disana,menimbang ikan bersama sarmi.
Kamsir: yah bagus kalo begitu.
Mistak: bagus gimana?
Kamsir: ya kalo dia kerja, dia akan dapet duit, lumayan
untuk menutup kan.
Mistak: ya sih, oh iya, beberapa hari ini memang dia
memegang uang, tapi dia tak pernah bercerita dapat dari mana, ini pun aku tau
dia kerja disana sarmi yang bilang.
Kamsir: mungkin ia tak mau kau terlalu khawatir, atau bahkan
dia ngumpulin uang buat beli kado untuk ulang tahun mu, atau aniv pernikahan
kalian,,aaa so sweet.
Mistak: ah menurutku tak mungkin, biaya hidup saja masih
kurang, apalagi memberi kado.
Kamsir: yeee aku hanya ingin kau senang saja tak, tapi kau
tetap saja pesimis
Pintu ada yang
mengetuk dari luar
Nurdin: asalamualaikum..
Kamsir: wah kayaknya nurdin tuh, sana buka tak.
Mistak: walaikum salam, kau din, masuklah dahulu.
Nurdin: trimakasih tak. ah kau cepat sekali sir kesini.
Kamsir: iya din, duduklah dulu.
Mistak: kau mau minum apa din?
Nurdin: ah tak perlu, ada yg ingin ku obrolkan kepada kalian
berdua.
Mistak: din, aku minta maaf ya, aku akan menggantinya.
Nurdin: gini mistak,kamsir, maksud ku datang kesini ingin
member tahu kalian sesuatu, jadi begini, sebelum aku meminjamkan jaring ku
kepada kalian, aku hendak menjual nya ke seseorang, karna aku sedang butuh
uang, tapi ya bagaimana, aku tak bisa menyalahkan alam, tuhan dan kalian, ya
ini murni kecelakaan. (menarik nafas panjang) tapi maaf ini kamsir dan mistak, aku
sedang butuh uang itu, kalau kau ada sekarang…
Mistak: ah begini saja din, ini kan kejadian nya tidak
sengaja, dan aku pun sekarang sedang tak ada uang, kamsir pun demikian, jadi aku minta waktu 3 hari saja, akan aku
lunasi.
Nurdin: Iya tak, aku mengerti ke adaan mu, baiklah kalo
begitu, aku akan datang kesini lagi lusa ya.
Mistak: baiklah kalo gitu
Nurdin: ok, aku pulang ya, asalamualaikum
Mistak dan kamsir: walaikumsalam
kamsir: bagaimana ini tak?
Mistak: semoga saja istriku punya uang sir.
Kamsir: amin, dan sekarang, kita jadi ke laut? mencari
jaring?
Mistak: ingin ku gitu, ya semoga aja masih ada, aku juga
sedang tidak ada kerjaan.
Kamsir: kalo gitu sekarang saja.
Mistak: yasudah ayo.
Kamsir: ah sebentar, perutku mules, aku ingin uang air dulu.
Mistak: ya segera.
Kamsir keluar, dan
mistak masuk kamar. Beberaa waktu kemudian datang seseorang.
Sariah: juuuuu… kau ada di rumah? Haloo, asalamualaikum.
Mistak keluar kamar
dan membuka pintu.
Mistak: eh mbok sariah, ada apa?
Sariah: mana istrimu?
Mistak: di pengepul.
Sariah: sudah lama?
Mistak: lumayan.
Sariah: huft sudahlah.
Mistak: ada apa emng mbok?
Sariah: mau menagih hutang.
Mistak: hutang?
Sariah: ya, kau
tak tau definisi hutang?
Mistak: maksudnya, emang juriah punya hutang?
Sariah: iya punya lah, kau kira aku bohong?
Mistak: aku Cuma memastikan.
Sariah: sama saja!
Mistak: hutang apa memang juriah.
Sariah: ya dia hutang kopi, gula, minyak sayur, telur, dan
beras.
Mistak: loh dia gak pernah bilang pernah ngehutang ke mbok
sariah.
Sariah: mana ku tau. Yaudah aku mau pulang.
Mistak: loh, mbok gak nagih ke saya saja?
Sariah: kau ada uang?
Mistak: memang totalnya berapa:
Sariah: 78 rebu.
Mistak: aku tidak ada uang segitu mbok.
Sariah: halah (pergi)
Dari kejauhan
terdengar obrolan
Kamsir: mau kemana mbok?
Sariah: naik haji!!
Kamsir masuk
Kamsir: hebat mbok sariah, dari ngewarung bisa naik haji.
Mistak: dia habis nagih hutang.
Kamsir: kau bayar?
Mistak: tidak.
Kamsir: pantes mukanya asem banget, kayak orang tua.
Mistak: dia emang tua.
Kamsir: hmm iya iya. Hari apa dia berangkat haji?
Mistak: tanya tuh sama gelas.
Kamsir: heh aku becanda, marah marah aja, cepet mati ntar.
Mistak: jadi gmn? Kapan kita berangkat.
Kamsir: ayo, aku udah siap.
Mistak: aku siap siap dulu.
Pintu terbuka
Juriyah: oh ada bang kamsir.
Mistak: cepat kau pulang jur.
Juriyah: iya kak.
Kamsir: hei ju, kau terlihat kelelahan sekali, kau bekerja
sangat keras ya?
Mistak: ah ju, ada uang kau? aku harus mengganti jaring
nurdin
Juriyah: butuh berapa kak?
Mistak: 550 ribu ju,siapa tau kau masih punya simpanan.
Juriyah: aku ada uang 300 ribu kak,pakai saja,basok akan ku
lunasi sisanya.
Mistak: kau dapat sebanyak ini hanya dengan menimbang ikan?
Juriyah: kau tak usah memikirkan itu kak.
Kamsir: sudahlah tak, yang penting ada uang nya.
Mistak: hmm baiklah. oh ya, dimana adi?
Juriyah: dia masih bermain dengan anaknya sarmi, ntar
dihantarkan pulang kata sarmi.
Mistak: oh begitu.
Kamsir: yaudah tak, ayok kita mencari jaring nya.
Mistak: ju aku pergi dulu, asalamualaikum.
Juriyah: walaikum salam.
Juriyah pun
membereskan gelas yang ada dimeja,menaruh nya di dapur,lalu pergi ke kamar.
Beberapa waktu
kemudian,datang seorang lelaki.
Kasim: asalamualaikum..
Juriyah: siapa?? (membuka pintu) pak kasim, mengapa kau
kemari?
Kasim: aku ingin menyerahkan uang sisanya ju.
Juriyah: untung suami ku pergi ke laut, duduk lah dulu.
Kasim: ini ju, 500 ribu, untuk mu.
Juriyah: trimakasih pak kasim, sudah mau membantu saya.
Kasim: (memegang tangan juriyah) ah ini belum seberapa ju, kalo
ada apa apa bilang saja ya.
Juriyah: iya pak.
Kasim: ayok sekali lagi disini.
Juriyah: aku takut suami ku datang pak.
Kasim: ayo lah, suami mu kan sedang melaut, aku tambah
deh,gimana?
Juriyah: hmm aku bingun pak
Kasim: ah tak perlu bingung sayang, lakukan saja
Tiba tiba datang
mistak
Mistak: ju aku lupa bawa capit.. heii apa yang kau lakukan!!!!
Kasim: aaah kau mistak, aku sedang..
Mistak: ouuh ini pekerjaan mu mengumpulkan ikan ya hah, ikan
piranha pemangsa ini!!
Kasim: sebentar dulu mistak, aku hanya membantu dia.
Mistak: berani berani nya kau ya (mengambil golok yang
berada di dinding,dan hendak membacok kasim)
Juriyah: berhenti kak!!!!
Mistak menghentikan
mengayun goloknya
Juriyah: biarkan dia pergi kak, dia tidak salah.
Mistak: tidak salah? Kau bilang tidak salah?
Juriyah: lepaskan dia kak, aku yang salah, demi nyawaku biar
dia pergi kak.
Mistak: hei kau , liat saja kau nanti, ku bunuh kau
Juriyah: kakk
Kasim pun bergegas
pergi meninggalkan rumah
Mistak: mengapa ju?? Mengapa kau melakukan ini semua??
Juriyah: maafkan aku kak
Mistak: maaf?? Perbuatan sekeji ini bisa aku maafkan?
Juriyah: aku hanya ingin aku membantumu kak.
Mistak: membantu apa?? kau menghancurkan aku ju.
Juriyah: aku tak tahan hidup seperti ini terus kak, aku tak
tahan..
Mistak: hei, kau yg bilang disaat pernikahan kita, kau akan
selalu ada bersama ku walau aku susah, tapi mengapa sekarang semua nya seperti
ini ju??
Juriyah: aku hanya ingin kita sejahtera kak.
Mistak: kau bilang ini sejahtera?? Ya,kau yang sejahtera..
aku yang mati!
Juriyah: kak aku mohon maafkan aku.
Mistak: menerima maaf mu tak mengembalikin apa apa ju, tak
bisa mengembalikan hati ku yang remuk, aku telah kalah ju, kalah oleh seorang
yg aku sayangi, kalah dengan keadaan, dan aku akan pergi sekarang.
Juriyah: kakkk!!! Aku mohon jangan pergi kak.
mistak: disini saja kau, tempati rumah ini jika kau masih
sudi, aku akan pergi sendiri keluar, mencari apa salahkau sehingga tuhan
memberikan ini semua pada ku.
juriyah: kakk!!
Mistak pergi ke
kamar,juriyah duduk lemas di kursi sambil menangis dan memikirkan yang
terjadi.beberapa saat kemudian,mistak keluar kamar membawa koper,bisa juga tas.
Mistak: aku akan pergi, ju, aku lah sang bulan purnama, dan
kau adalah matahari, dan kini, bulan telah kehilangan sinar nya
Juriyah: kakkk!!!!!!!!
Mistak: selamat tinggal
Mistak pergi
meninggalkan rumah
Juriyah: kakkkk!!!
Juriyah terjatuh
lemas sambil menangis semampunya,menyesali perbuatan nya.
Tak lama kemudian
pintu diketuk.
Juriyah: kakk
Juriah segera membuka
pintu penuh harap.
Adi: mamah aku pulang
Juriyah kembali
terjatuh. dan menangis kembali
Adi: mamah kenapa
Fade out..
Tamat.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar