Kamis, 18 Desember 2025

Naskah Lakon Teater "Purnama Redup" karya Fajarmana

                                                                                      PURNAMA REDUP

Karya: Fajar “Mana” Rahmatulloh



PELAKU:

Mistak

Juriyah

Adi

Kamsir

Nurdin

Diki

Kasim

Sarmi

Sariah.

PANGGUNG TERBAGI DUA, RUANG TENGAH DAN DAPUR SEBUAH RUMAH NELAYAN,DI RUANG TAMU TERDAPAT MEJA DAN BEBERAPA KURSI.DI DAPUR TERDAPAT BARANG BARANG YANG SELAYAKNYA DI DAPUR.

DI PAGI HARI,SEPASANG SUAMI ISTRI BERNAMA MISTAK DAN JURIYAH SEDANG SARAPAN DI RUANG TAMU.

Juriyah: dapat banyak ikan malam tadi kak?

Mistak: tidak banyak, malah tidak ada, laut terkutuk

Juriyah: ada masalah kak?

Mistak: ya, semalam mendung, bulan tak Nampak, aku dan kamsir lupa malam tadi purnama, air pasang, dan tiba tiba datang hujan semalam, kamsir terpeleset saat menarik jaring bersama ku,dia tak apa apa, namun jaringnya lepas karna aku menolong si kamsir, biarlah nanti siang aku kembali kesana, siapa tau masih ada jaring nya.

Juriyah: kau juga sih kak

Mistak: apa??

Juriyah: tidak. hmm kak, hari ini mau ke pengepul?

Mistak: sudah ku bilang tak dapat ikan, mau apa yg kan ku berikan kesana, mulut mu yang bawel itu??

Juriyah: lekas habiskan kak, aku akan pergi setengah jam lagi.

Mistak: pergi kemana kau ju?

Juriyah: ke pengepul.

Mistak: hei kau serius akan memberikan mulutmu itu.

Juriyah: tidak kak, aku ingin menemui sarmi, aku sudah ada janji dengan dia.

Mistak: lama kau di sana?

Juriyah: tak sampai matahari habis kak

Mistak: kalau begitu, kau ajaklah adi juga, lekas dzuhur nanti aku akan ke laut, angin sedang tenang sekarang.

Mistak Juriyah: baiklah kak, dia sepertinya masih mandi di luar, tapi ini sudah hampir setengah jam, knapa dia belum selesai juga.

Mistak: lihat lah dia ju, takut seperti kemarin.

Juriyah: baiklah kak

Juriyah keluar untuk memeriksa adi di kamar mandi yang letaknya di luar rumah

mistak: anak ku itu, kapan dia akan bertingkah selayaknya anak 17 tahun yang lain, teman seumuran nya sudah bisa kelaut, dia hanya di tepinya saja bermain pasir bersama anak kecil. ah ini lagi juriyah, tak menyediakan kopi, ah

Pergi ke dapur menyuduh kopi

Kamsir: asalamualaikum, mistak! Hoi kau ada dirumah tidak.

Mistak: masuk saja, aku sedang di dapur

Kamsir: aku duduk ya disini tak

Mistak: ouh kau sir, tunggulah disitu, aku sedang menyeduh kopi, duduk dulu.

Kamsir: oke

Mistak: kau tak apa sir?

Kamsir: tak apa, tangan saja agak sakit terbentur mesin

Mistak: kau sih gegabah

Kamsir: lah kau juga knpa tak bilang kalo tadi malam purnama, sudah begitu aku kan memperingati langit mendung, tapi kau bilang “tak apa, kita akan selesai sebelum hujan turun” halah tai.

Mistak: ya mana aku tau, aku kira kau lihat tanggal. masalah hujan, ya aku kira kita akan lebih cepat, karna awan masih agak tipis sebelum kita berangkat, ah siapa sangka angin kencang dari barat datang.

Kamsir: hei mistak, kau bukan tuhan yang bisa memprediksi semuanya

Mistak: ah kau ini, jangan salahkan tuhan pula

Kamsir: lah ini aku sedang menyalahkan mu mistak.

Mistak: ah masa bodoh ah

Kamsir: tak, kau tak menyuguhkan ku air atau kopi?

Mistak: hei kamsir, ambil lah sendiri, kau ini seperti orang lain saja.

Kamsir: ah biar lah dulu. Eh dimana juriyah?

Mistak: sedang di kamar mandi umum, menjenguk anak ku adi yang sedang mandi.

Kamsir: sebelum aku kesini, aku ke kamar mandi umum dulu, tapi tak melihat adi.

Mistak: eh sir, kamar mandi itu ada tiga pintu,ya kau tak akan masuk bersama anak ku dalam satu pintu, ya kau mana tau ada dia di pintu lain.

Kamsir: tidak tak, ketika aku hendak masuk dan keluar, semua pintu kosong.

Mistak: ah serius kau? Lalu dimana anak ku?

Kamsir: aku tak tau tak.

Mistak: aah dimana dia ya, kemarin dia mandi malah terpeleset karna berlarian di depan pintu, ah knpa tuhan memberi cobaan seperti ini.

Kamsir: hei tak, itu titipan tuhan, apapun keadaan dia ya kau terima dengan ikhlas, pasti tuhan ada maksud lain mengapa anak mu itu sepesial.

Mistak: betul juga sir, aku tak bisa menyalahkan tuhan, ini semua memang salahku, harusnya dulu aku tak menggendong nya , aku tak pandai menggendong, aku ceroboh sehingga dia jatuh dan kepala nya membentur batu.

Kamsir: syukuri saja sir, masih baik tuhan membiarkan anak mu hidup.

Mistak: aku selalu mencoba itu sir. eh iya, si nurdin masih sakit dia?

Kamsir: ntah lah aku belum menjenguknya, aku merasa tidak enak menghilangkan jaringnya.

Mistak: kita ini ya, dua saudara yang sama sama ceroboh dan tidak mampu, sudah minjam dihilangkan pula.

Kamsir: kau masih saja terus terusan mengeluh tak, sebaiknya sebelum ke laut, kita kerumah dia dulu untuk menjenguk sembari memberi tau.

Mistak: ya memang seharusnya begitu, jika kita tak berhasil menemukan jaringnya, kita harus patungan untuk menggantinya.

Kamsir: yaa bagaimana lagi, padahal aku sedang menabung untuk membuat perahu baru.

Masuk diki dan juriyah sambil menuntun adi yang habis tenggelam.

Mistak: hei ada apa ini? juriyah, mengapa adi bisa seperti ini.

Diki: dia nyaris tenggelam dan terbawa arus saat berenang bersama teman teman nya tak.

Mistak: astagfirulloh, yasudah dudukanlah dia dulu, juriyah ambilkan minum untuk adi.

Kamsir: biar aku saja tak, ju duduk lah dulu tenangkan lah dirimu.

Diki: oh iya tak, ju, aku masih ada urusan di luar, aku keluar dulu ya, sepertinya adi tak apa apa, belum jauh dia terseret, beruntung teman teman nya berteriak sehingga aku bisa mendengar.

Mistak: ouh baik lah, trimakasih ya.

Diki: aku pergi ya kamsir.

Kamsir: eh diki tunggu sebentar. Ini ju,berikan lah minum ke adi.oh iya dik, kau mau lewat rumah nurdin kan?

Diki: iya.

Kamsir: aku ikut, aku mau kerumah dia.

Mistak: hei sir, kau tak mau bareng dengan ku saja?

Kamsir: aku sendiri saja tak, kau disini saja mengurus adi dulu.

Mistak: yasudah.

Kamsir: kalo begitu aku dan diki keluar dulu, kau mistak jangan terlalu keras pada adi, dan juga juriyah kau tenangkan lah dirimu dulu.

Juriyah: baik bang kamsir.

Kamsir: yasudah, asalamualaikum

Mistak dan juriyah menjawab salam,diki dan kamsir pergi keluar

Mistak: aduuh adi, kau ko bisa bisanya ke tepi laut, kan ibu mu suruh kau mandi di kamar mandi.

Adi: a a aku tadi mau mandi pa, tadi sindi dan rizki ngajak aku main di sana, ya udah aku ikut, kan sama sama mandi pak.

Mistak : tapi kau tak apa apa kan adi?

Adi: adi gak papa ko pak, adi masih sehat tuh, tapi kenapa malah ibu yang nangis tadi? Emang ibu tadi jatuh?

Juriyah: tidak di, ibu Cuma takut kamu knpa-napa

Mistak: kau sih ju, seharusnya kau awasi dia selalu.

Juriyah: eh kak, aku tadi menyiapkan sarapan mu ya, mengapa kau salahkan aku?

Mistak: aah menyiapkan apa, kopi pun tak kau hidangkan.

Juriyah: ya aku tadi memasak nasi dulu, sebelum aku membuat kopi, kau sudah keburu bangun, ya aku lansung membereskan dapur dan segera menghidangkan makanan untukmu.

Mistak: ah kau ceroboh, kalo terjadi apa apa bagaimana? bisa saja dia tenggelam lebih jauh.

Juriyah: hei kak, kau yang ceroboh, mana mungkin kau lupa tadi malam bulan purnama, mana mungkin kau bisa pergi melaut sedangkan cuaca sedang tidak bagus? kau yang selalu ceroboh, bahkan adi begini gara gara perbuatan mu dulu kan?

Mistak: mengapa kau mengungkit itu pula??

Adi: ihh bapa ibu, jangan ribut terus dong, adi capek dengernnya

juriyah: adi, kau masuk dulu ke kamar, nurut sama ibu nak, ntar ibu menyusul, kau mau ikut tidak? ibu mau ke pengepul.

Adi: asiikk, adi mau ikut bu. seru disana banyak ikan ikan

Juriyah: kalo begitu, adi masuk dulu ya.ganti baju dan celana,trus siap siap.

Adi: adi gak mandi dulu bu? adi belum mandi loooh

Juriyah: tidak perlu nak, keringkan badan mu pakai handuk saja

Adi: oh iya bu, adi masuk dulu ya, mau siap siap, biar ganteng hehe

Juriyah: iya adi.

Mistak: hei dengar ya ju, kita sudah berjanji untuk tak membahas itu lagi, apalagi di depan adi!

Juriyah: kau yang mulai kak, kau menyalahkan aku ceroboh. lagian dari awal aku tak setuju tinggal disini, di tepi laut seperti ini, tapi kau memaksa untuk kita berada di sini, lihat lah kita sama sekali tidak sejahtera.

Mistak: hei ju! mengapa kau kesana pula??

Juriyah: mengapa?? Aku lebih baik tinggal bersama ayah ku di persawahan, namun kau yg bersujud sujud kepada ayah agar mengizinkan ku tinggal bersama mu disini, dan lihat lah sekarang, untuk biaya hidup saja kau tak mampu memberikan.

Mistak: juriyah!! Kau berani menghinaku!!

Juriyah: menghina?? Aku hanya berbicara realita, kita memang hidup susah disini, jangan kan kau memberi uang banyak, mengurus anak saja tidak becus!

Mistak: tutup mulut mu juriah!!!

Tangan mistak melambung keatas mengambil ancang ancang untuk menampar,ketika hendak menampar,pintu rumah di ketuk seseorang.

Sarmi: Asalamualaikum,juriyah,kau ada di dalam?

Mistak bergegas pergi ke dapur,dan sedikit menguping pembicaraan.

Juriyah: walaikum salam, tunggu sebentar, oh sarmi, masuk lah.

Sarmi: kau lama sekali ju, aku dan pak kasim menunggu di pengepul.

Juriyah: ah maaf mi, aku ada masalah tadi.

Sarmi: dan sekarang?

Juriyah: kita bisa berangkat sekarang, sebentar aku siap siap dulu, kau mau ku buat kan minum mi?

Sarmi: ah tak usah.

Juriyah: kalo begitu tunggu sebentar ya disini

juriyah masuk ke kamar ,mistak pun keluar dari dapur menuju ke ruang tamu.

Mistak: hendak kemana mi?

Sarmi: ah engkau mistak ,mengagetkan ku saja, aku pikir kau tak ada di rumah, aku dan juriyah hendak ke pengepul.

Mistak: untuk apa?

Sarmi: juriyah ingin membantuku menimbang ikan, lumayan kan, ada upahnya ko.

Mistak: tapi juriyah tidak memberitahuku

Sarmi: wah kalo itu saya tidak tau tak.

Juriyah: ayo mi, kita berangkat.

Sarmi: eh kau bawa adi?

Juriyah: iya mi, kalo ku tinggal disini takut tak ada yang mengurus. tak apa kan?

Sarmi: hmm tak mengapa, ntar kita titipkan saja, ah maksud ku biar dia main bersama anak ku disana.

Juriyah: kalo begitu ayo kita berangkat, kak aku berangkat dulu.

Adi: bapa aku jalan jalan dulu ya,dadah.

Juriyah, adi dan sarmi pun pergi keluar rumah

Mistak: aaah kacau sekali hari ini! mengapa aku selalu sial begini tuhan. apa yang akan ku lakukan sekarang? kamsir pasti masih di rumah nurdin, aku akan kesana saja, eh tak usah lah,nanti saja, ah sebaiknya aku kekamar sajaa, ah ke dapur saja, aku ingin seduh kopi lagi, kopi ini sudah dingin. Mengapa aku jadi tak enak perasaan ya, ah ini semua karna juriyah, tega sekali dia mengucapkan itu semua, sial. Kembali ke ruang tamu dengan secangkir kopi panas, duduk dan menikmati kopi sambil merenungkan apa yg sudah terjadi hari ini.

Beberapa saat kemudian pintu diketuk dari luar.

Kamsir: Asalamualaikum, mistak, ada di dalam kau?

Mistak: walaikumsalam ,masuk dulu sir.

Kamsir: iya tak, itulah tujuan ku.

Mistak: mau minum kau sir?

Kamsir: aih tumben kau tawarkan aku minum.

Mistak: tunggu sebentar, aku kedapur dulu mengambilnya untuk mu. …

Ada apa sir? muka kau tak se optimis tadi.

Kamsir: si nurdin, dia bilang minta ganti rugi dari kita

Mistak: yaah bagaimana lagi, itu memang harus jadi tanggung jawab kita.

Kamsir: dia hendak kesini nanti.

Mistak: knapa?

Kamsir: ntahlah tak. eh, dimana adi dan juriyah?

Mistak: mereka ke pengepul.

Kamsir: lah, kau dapat ikan dari mana?

Mistak: bukan, bukan untuk menjual ikan, tapi juriyah bekerja sekarang disana,menimbang ikan bersama sarmi.

Kamsir: yah bagus kalo begitu.

Mistak: bagus gimana?

Kamsir: ya kalo dia kerja, dia akan dapet duit, lumayan untuk menutup kan.

Mistak: ya sih, oh iya, beberapa hari ini memang dia memegang uang, tapi dia tak pernah bercerita dapat dari mana, ini pun aku tau dia kerja disana sarmi yang bilang.

Kamsir: mungkin ia tak mau kau terlalu khawatir, atau bahkan dia ngumpulin uang buat beli kado untuk ulang tahun mu, atau aniv pernikahan kalian,,aaa so sweet.

Mistak: ah menurutku tak mungkin, biaya hidup saja masih kurang, apalagi memberi kado.

Kamsir: yeee aku hanya ingin kau senang saja tak, tapi kau tetap saja pesimis

Pintu ada yang mengetuk dari luar

Nurdin: asalamualaikum..

Kamsir: wah kayaknya nurdin tuh, sana buka tak.

Mistak: walaikum salam, kau din, masuklah dahulu.

Nurdin: trimakasih tak. ah kau cepat sekali sir kesini.

Kamsir: iya din, duduklah dulu.

Mistak: kau mau minum apa din?

Nurdin: ah tak perlu, ada yg ingin ku obrolkan kepada kalian berdua.

Mistak: din, aku minta maaf ya, aku akan menggantinya.

Nurdin: gini mistak,kamsir, maksud ku datang kesini ingin member tahu kalian sesuatu, jadi begini, sebelum aku meminjamkan jaring ku kepada kalian, aku hendak menjual nya ke seseorang, karna aku sedang butuh uang, tapi ya bagaimana, aku tak bisa menyalahkan alam, tuhan dan kalian, ya ini murni kecelakaan. (menarik nafas panjang) tapi maaf ini kamsir dan mistak, aku sedang butuh uang itu, kalau kau ada sekarang…

Mistak: ah begini saja din, ini kan kejadian nya tidak sengaja, dan aku pun sekarang sedang tak ada uang, kamsir pun demikian,  jadi aku minta waktu 3 hari saja, akan aku lunasi.

Nurdin: Iya tak, aku mengerti ke adaan mu, baiklah kalo begitu, aku akan datang kesini lagi lusa ya.

Mistak: baiklah kalo gitu

Nurdin: ok, aku pulang ya, asalamualaikum

Mistak dan kamsir: walaikumsalam

kamsir: bagaimana ini tak?

Mistak: semoga saja istriku punya uang sir.

Kamsir: amin, dan sekarang, kita jadi ke laut? mencari jaring?

Mistak: ingin ku gitu, ya semoga aja masih ada, aku juga sedang tidak ada kerjaan.

Kamsir: kalo gitu sekarang saja.

Mistak: yasudah ayo.

Kamsir: ah sebentar, perutku mules, aku ingin uang air dulu.

Mistak: ya segera.

Kamsir keluar, dan mistak masuk kamar. Beberaa waktu kemudian datang seseorang.

Sariah: juuuuu… kau ada di rumah? Haloo, asalamualaikum.

Mistak keluar kamar dan membuka pintu.

Mistak: eh mbok sariah, ada apa?

Sariah: mana istrimu?

Mistak: di pengepul.

Sariah: sudah lama?

Mistak: lumayan.

Sariah: huft sudahlah.

Mistak: ada apa emng mbok?

Sariah: mau menagih hutang.

Mistak: hutang?

Sariah: ya, kau tak tau definisi hutang?

Mistak: maksudnya, emang juriah punya hutang?

Sariah: iya punya lah, kau kira aku bohong?

Mistak: aku Cuma memastikan.

Sariah: sama saja!

Mistak: hutang apa memang juriah.

Sariah: ya dia hutang kopi, gula, minyak sayur, telur, dan beras.

Mistak: loh dia gak pernah bilang pernah ngehutang ke mbok sariah.

Sariah: mana ku tau. Yaudah aku mau pulang.

Mistak: loh, mbok gak nagih ke saya saja?

Sariah: kau ada uang?

Mistak: memang totalnya berapa:

Sariah: 78 rebu.

Mistak: aku tidak ada uang segitu mbok.

Sariah: halah (pergi)

Dari kejauhan terdengar obrolan

Kamsir: mau kemana mbok?

Sariah: naik haji!!

Kamsir masuk

Kamsir: hebat mbok sariah, dari ngewarung bisa naik haji.

Mistak: dia habis nagih hutang.

Kamsir: kau bayar?

Mistak: tidak.

Kamsir: pantes mukanya asem banget, kayak orang tua.

Mistak: dia emang tua.

Kamsir: hmm iya iya. Hari apa dia berangkat haji?

Mistak: tanya tuh sama gelas.

Kamsir: heh aku becanda, marah marah aja, cepet mati ntar.

Mistak: jadi gmn? Kapan kita berangkat.

Kamsir: ayo, aku udah siap.

Mistak: aku siap siap dulu.

Pintu terbuka

Juriyah: oh ada bang kamsir.

Mistak: cepat kau pulang jur.

Juriyah: iya kak.

Kamsir: hei ju, kau terlihat kelelahan sekali, kau bekerja sangat keras ya?

Mistak: ah ju, ada uang kau? aku harus mengganti jaring nurdin

Juriyah: butuh berapa kak?

Mistak: 550 ribu ju,siapa tau kau masih punya simpanan.

Juriyah: aku ada uang 300 ribu kak,pakai saja,basok akan ku lunasi sisanya.

Mistak: kau dapat sebanyak ini hanya dengan menimbang ikan?

Juriyah: kau tak usah memikirkan itu kak.

Kamsir: sudahlah tak, yang penting ada uang nya.

Mistak: hmm baiklah. oh ya, dimana adi?

Juriyah: dia masih bermain dengan anaknya sarmi, ntar dihantarkan pulang kata sarmi.

Mistak: oh begitu.

Kamsir: yaudah tak, ayok kita mencari jaring nya.

Mistak: ju aku pergi dulu, asalamualaikum.

Juriyah: walaikum salam.

Juriyah pun membereskan gelas yang ada dimeja,menaruh nya di dapur,lalu pergi ke kamar.

Beberapa waktu kemudian,datang seorang lelaki.

Kasim: asalamualaikum..

Juriyah: siapa?? (membuka pintu) pak kasim, mengapa kau kemari?

Kasim: aku ingin menyerahkan uang sisanya ju.

Juriyah: untung suami ku pergi ke laut, duduk lah dulu.

Kasim: ini ju, 500 ribu, untuk mu.

Juriyah: trimakasih pak kasim, sudah mau membantu saya.

Kasim: (memegang tangan juriyah) ah ini belum seberapa ju, kalo ada apa apa bilang saja ya.

Juriyah: iya pak.

Kasim: ayok sekali lagi disini.

Juriyah: aku takut suami ku datang pak.

Kasim: ayo lah, suami mu kan sedang melaut, aku tambah deh,gimana?

Juriyah: hmm aku bingun pak

Kasim: ah tak perlu bingung sayang, lakukan saja

Tiba tiba datang mistak

Mistak: ju aku lupa bawa capit.. heii apa yang kau lakukan!!!!

Kasim: aaah kau mistak, aku sedang..

Mistak: ouuh ini pekerjaan mu mengumpulkan ikan ya hah, ikan piranha pemangsa ini!!

Kasim: sebentar dulu mistak, aku hanya membantu dia.

Mistak: berani berani nya kau ya (mengambil golok yang berada di dinding,dan hendak membacok kasim)

Juriyah: berhenti kak!!!!

Mistak menghentikan mengayun goloknya

Juriyah: biarkan dia pergi kak, dia tidak salah.

Mistak: tidak salah? Kau bilang tidak salah?

Juriyah: lepaskan dia kak, aku yang salah, demi nyawaku biar dia pergi kak.

Mistak: hei kau , liat saja kau nanti, ku bunuh kau

Juriyah: kakk

Kasim pun bergegas pergi meninggalkan rumah

Mistak: mengapa ju?? Mengapa kau melakukan ini semua??

Juriyah: maafkan aku kak

Mistak: maaf?? Perbuatan sekeji ini bisa aku maafkan?

Juriyah: aku hanya ingin aku membantumu kak.

Mistak: membantu apa?? kau menghancurkan aku ju.

Juriyah: aku tak tahan hidup seperti ini terus kak, aku tak tahan..

Mistak: hei, kau yg bilang disaat pernikahan kita, kau akan selalu ada bersama ku walau aku susah, tapi mengapa sekarang semua nya seperti ini ju??

Juriyah: aku hanya ingin kita sejahtera kak.

Mistak: kau bilang ini sejahtera?? Ya,kau yang sejahtera.. aku yang mati!

Juriyah: kak aku mohon maafkan aku.

Mistak: menerima maaf mu tak mengembalikin apa apa ju, tak bisa mengembalikan hati ku yang remuk, aku telah kalah ju, kalah oleh seorang yg aku sayangi, kalah dengan keadaan, dan aku akan pergi sekarang.

Juriyah: kakkk!!! Aku mohon jangan pergi kak.

mistak: disini saja kau, tempati rumah ini jika kau masih sudi, aku akan pergi sendiri keluar, mencari apa salahkau sehingga tuhan memberikan ini semua pada ku.

juriyah: kakk!!

Mistak pergi ke kamar,juriyah duduk lemas di kursi sambil menangis dan memikirkan yang terjadi.beberapa saat kemudian,mistak keluar kamar membawa koper,bisa juga tas.

Mistak: aku akan pergi, ju, aku lah sang bulan purnama, dan kau adalah matahari, dan kini, bulan telah kehilangan sinar nya

Juriyah: kakkk!!!!!!!!

Mistak: selamat tinggal

Mistak pergi meninggalkan rumah

Juriyah: kakkkk!!!

Juriyah terjatuh lemas sambil menangis semampunya,menyesali perbuatan nya.

Tak lama kemudian pintu diketuk.

Juriyah: kakk

Juriah segera membuka pintu penuh harap.

Adi: mamah aku pulang

Juriyah kembali terjatuh. dan menangis kembali

Adi: mamah kenapa

Fade out..

Tamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages

SoraTemplates

Best Free and Premium Blogger Templates Provider.

Buy This Template