Kamis, 03 April 2025

Cerpen "Ruang Pengap" oleh Fajarmana

 

RUANG PENGAP

Oleh: Fajarmana

 


Dalam gelap, sunyi, dan hening aku masih terpaku pada kekosongan yang ada di depan mataku, bahkan di sekelilingku. Rasanya aku telah berada lama di sini, entah sudah berapa hari, bulan, tahun, atau berapapun lamanya satuan waktu yang pernah ditemukan. Aku mengembara pada keheningan hidup, bersembunyi dari apa yang pernah aku impikan, dari apa yang pernah kuperjuangkan. Semuanya jelas, aku sendiri di sini.

Dalam tempat yang jauh dari ramai ini, aku gantungkan hidupku kepada kenangan. Kubiarkan dia menjalani hariku yang muram dan penuh dengan kemalangan. Karena aku tidak lagi sanggup menerima semua kenyataan bahwa dunia tidak pernah lagi berada di pihakku.

* * *

Di ruang ber-Ac, aku duduk tersandar pada kursi nyaman yang empuk, setidaknya di sini aku dapat menghembuskan nafas dengan lega. Di depanku terduduk pula seorang laki-laki muda, umurnya mungkin 2 tahun di bawahku. Dia memakai setelan kasual, layaknya anak muda gaul lainnya. Ruangan ini tidak cukup besar, mungkin 5x4 meter, tapi di dalamnya tersusun rapih meja dan kursi juga beberapa hiasan dinding.

Lelaki itu menanyakan tentang sesering apa aku bercerita tentang masalah hidup pada orang lain. Tentu aku jawab dengan tegas, bahwa aku tidak pernah didengar. Lalu pertanyaan selanjutnya, tentang seberapa sering aku berkunjung ke psikolog seperti dirinya, aku juga jawab baru kali ini.

"Kali ini kamu bisa bercerita dengan bebas, tidak ada yang akan tau apa yang kamu alami." Lelaki itu mencoba meyakinkanku untuk percaya padanya.

"Justru aku ingin semua orang tau tentang apa yang aku rasakan." Aku menggerutu di depannya.

Aku bukan tidak ingin bercerita kepada orang lain, namun aku tidak pernah diberikan kesempatan yang sama dengan orang yang sudah banyak bercerita padaku. Banyak dari mereka mengira bahwa aku tidak mempunyai masalah, bahwa aku kuat. Nyatanya tidak!

Aku hampir mati menanggung derita yang tidak pernah kukatakan, dadaku penuh dengan masalah-masalah yang ingin diungkapkan namun terus dipendam hingga aku lupa apa yang ada di dalam, namun sesaknya masih luar biasa yang hampir membuatku tidak bisa bernafas.

Kendati aku ingin bercerita, aku lebih memilih menyerah pada apa yang kualami. Aku ingin hilang, namun aku sadar tubuhku ini masih banyak yang memerlukan. Orang tuaku masih butuh tenaga dari jeri payahku saat mencari uang, temanku masih ingin didengar ceritanya, adikku masih menaruh harap pada kecerdasanku untuk membantunya mengerjakan tugas sekolah, intinya adalah semesta dan isinya masih ingin aku hidup, namun aku tidak bisa mendapatkan harapan yang sama.

"Baik aku paham," ucap lelaki itu.

Dia mengeluarkan buku yang berjudul "Lihat, Aku ada!". Dia memberi tahu bahwa pasiennya yang menulis buku itu dan dia memiliki permasalahan yang sama denganku.

* * *

Dalam gelap, sunyi dan hening aku tetap terpaku pada kekosongan ruang yang menyelimutiku. Manusia tidak pernah tau kapan orang lain bertahan, kapan orang lain menyerah. Aku memutuskan untuk menghilang, karena memang tidak pernah terlihat. Aku memutuskan untuk tidak lagi berbicara, karena memang tidak pernah didengar. Aku terus mencoba mencari alasan untuk bertahan, dari hal yang besar hingga yang kecil. Namun alasan itu tidak kunjung muncul. Bahkan aku pernah berusaha untuk meminta bantuan tenaga profesional, namun entah kutukan apa yang semesta timpahkan kepadaku, dia tidak sama sekali membantu, dan bahkan dengan kejam memintaku menjadi orang lain. Seperti beberapa teman yang mulai membandingkanku dengan yang lain ketika aku bercerita.

Di tempat gelap, sunyi dan hening , aku mencoba bertahan berlama-lama di sini. Sebagaimana aku bertahan hidup dalam tekanan beban dan batin yang luar biasa. Jika itu akhirnya yang semesta harapkan, aku mengabulkannya. Dan dunia tetap berputar bukan?

Selesai

 Cerpen ini aku tulis tahun 2024 di Cilegon.

 

 

 

 

Biodata Penulis:

Fajarmana lahir di Serang, 28 Desember 2000. Sedang berkuliah di jurusan Pendidikan Seni Pertunjukan UNTIRTA. Berprofesi sebagai Barista di salah satu kafe yang ada di Cilegon. Menghabiskan sisa waktu sibuknya dengan membaca dan menulis.

Nomor Rekening:

BCA: 2453350363 A/N Fajar Rahmatulloh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages

SoraTemplates

Best Free and Premium Blogger Templates Provider.

Buy This Template